top of page

Ilmu tentang Konsumsi Serangga

Diperbarui: 24 Agu

Kali ini saya meneliti tentang konsumsi serangga. ☀️☀️


Di masa depan, meningkatnya populasi dunia akan menyebabkan masalah pangan. Peternakan ternak juga berkontribusi terhadap emisi metana, sebuah masalah yang harus dihadapi umat manusia. Salah satu solusi yang mungkin adalah makan serangga 🐞🐜!!👍👍 Gerakan ini semakin berkembang di seluruh dunia✨✨


Negara-negara seperti Thailand 🇹🇭, Kamboja 🇰🇭, Meksiko 🇲🇽, dan Ghana 🇬🇭 memiliki budaya di mana konsumsi serangga adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Di Prefektur Nagano, Jepang 🇯🇵, orang telah makan belalang dan lebah sejak sekitar tahun 1600. Di Korea 🇰🇷 dan China, jangkrik dan ulat sutera juga telah dikonsumsi. Di Amerika Serikat 🇺🇸, beberapa orang menggoreng dan memakan serangga sikada selama musim kemunculan massal mereka✨✨


Melihat ke seluruh dunia, manusia memiliki sejarah panjang dalam mengonsumsi serangga, terutama di daerah pegunungan, di mana mereka berfungsi sebagai sumber protein☀️☀️


Namun, budaya makan serangga belum begitu diterima di daerah perkotaan, dan banyak orang muda menganggap penampilan serangga tidak menggiurkan😂. Apakah orang akan makan serangga di masa depan atau tidak, terserah masing-masing individu, tetapi kali ini saya akan menjelaskan manfaat dari makan serangga✨✨


Pertama, serangga kaya akan protein hewani, sebanding dengan daging sapi dan ikan. Mereka juga mengandung asam amino esensial, serat, vitamin, dan mineral. Larva serangga terutama kaya akan lemak dan karbohidrat (fruktosa), menjadikannya superfood✨✨


Saat ini, jangkrik 🦗 adalah serangga yang paling populer dikonsumsi di seluruh dunia. Mereka memiliki efisiensi pakan yang tinggi, tingkat reproduksi yang tinggi, dan siklus hidup yang pendek. Ini berarti bahwa mereka membutuhkan lebih sedikit air dan lahan dibandingkan dengan ternak tradisional dan menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Banyak perusahaan makanan serangga sedang mengembangkan produk berbasis jangkrik✨✨


Cacing kuning dan jangkrik rumah, khususnya, dilaporkan memiliki sifat penurun tekanan darah, antiinflamasi, antibakteri, dan imunomodulator, dengan kapasitas antioksidan dua kali lipat dari minyak zaitun✨✨


Selain itu, eksperimen telah menunjukkan bahwa pemberian bubuk larva harian (Theobrio Monitor) pada tikus menyebabkan peningkatan berat badan dan pengurangan lemak visceral. Pemberian bubuk larva ulat sutra pada lalat memperpanjang masa hidup mereka😂😂✨✨


Seperti yang Anda lihat, makanan berbasis serangga kaya akan nutrisi yang sangat baik. Saat ini, pada tahun 2024, negara-negara dengan perusahaan makanan serangga terbanyak adalah Jepang 🇯🇵, Amerika Serikat 🇺🇸, dan Eropa 🇪🇺. Diperkirakan bahwa pada tahun 2050, 50% populasi dunia akan mengonsumsi makanan serangga. Diperkirakan akan ada lebih banyak perusahaan makanan serangga di Eropa, Australia, Asia, dan Amerika✨✨


Namun, makanan serangga juga memiliki kelemahan. Masalah yang mungkin muncul termasuk bakteri, mikroorganisme, pestisida, logam berat, dan mikotoksin yang dapat dibawa oleh serangga. Ada serangga yang dapat membawa patogen!!😱😱


Faktanya, cacing kuning diketahui sering memiliki jamur, dan belalang dapat membawa E. coli dan Salmonella. Oleh karena itu, berbagai virus dapat hadir pada serangga. Namun, eksperimen menunjukkan bahwa proses memasak seperti mengukus, memanggang, dan menggoreng dapat mengurangi E. coli dan Salmonella. Khususnya, menggoreng adalah yang paling efektif dalam mengurangi virus, yang menunjukkan bahwa makanan serangga yang dimasak dengan baik tidak menjadi masalah✨✨


Badan Keamanan Pangan Eropa (EFSA) melaporkan bahwa metode budidaya dan pengolahan serangga dapat menimbulkan risiko bagi manusia, tetapi risikonya lebih rendah dibandingkan dengan ternak konvensional (sapi, unggas, babi) dan tanaman. Akan sangat penting untuk meningkatkan teknik budidaya dan pengolahan untuk meminimalkan risiko ini✨✨


Di Eropa dan Amerika Serikat, ada peraturan yang melarang pengumpulan serangga liar untuk konsumsi manusia. Sebaliknya, serangga yang dibudidayakan digunakan, yang lebih kecil kemungkinannya terkontaminasi dengan logam berat dan pestisida. Namun, logam berat masih dapat terakumulasi dalam serangga melalui tanah dan tanaman yang mereka konsumsi. Penelitian di Afrika Selatan 🇿🇦 menemukan konsentrasi tinggi kadmium, timbal, dan mangan pada cacing Mopane. Demikian pula, di China 🇨🇳 ditemukan merkuri, kadmium, dan timbal pada ngengat dan belalang.


Di masa depan, penting untuk meninjau teknik pengolahan dan lingkungan budidaya untuk menyediakan makanan serangga yang lebih aman. Diperkirakan bahwa pada tahun 2050, 50% manusia akan mengonsumsi makanan serangga, sehingga Anda juga bisa makan serangga dalam waktu dekat😂😂✨✨


Apa pendapat Anda?✨✨


Kali ini saya meneliti tentang makanan serangga. Saya telah mencobanya secara pribadi dan rasanya cukup enak✨✨


Di masa depan, tidak hanya makanan serangga, tetapi juga daging yang dikembangkan di laboratorium 🥩 dan protein dari kedelai dan sayuran akan menjadi lebih umum. Apakah Anda akan makan serangga atau tidak, itu adalah pilihan pribadi✨✨


Terima kasih sudah membaca☀️☀️


[Rekomendasi ilmiah saya]

Saya akan memperkenalkan makanan dan artikel kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah yang juga saya gunakan secara teratur!

0 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comentários


bottom of page